Sabtu, 28 Mei 2011

I Love You Daddy



Daddy
You know how much I love you
I need you forever, I’ll stay by your side
Daddy oh Daddy, Iwant always bliss you
But I never stop trying, to be your number one

You understand me......You teach me how to pray
And you play the game I love to play
I have no fear hear, when you are near
You guide me through the dark in night

I love you Daddy.......
You are my hero and you always in my dream
I love you Daddy.......oh Daddy
You are my superstar

Daddy
You know how much I love you
I want you to help me, please show me the way
Daddy oh Daddy, sometimes I might do wrong
But I never stop trying to be your number one

I wanna show you.....I’ll be as strong as you
When you grow up I still look up to you
So have no fear hear, I believe here
I will be my Daddy’s girl

I love you Daddy.......
You are my hero and you always in my dream
I love you Daddy......oh Daddy
You are my superstar

Selasa, 17 Mei 2011

Beda Guru Beda Prestasi

Beda Guru Beda Prestasi

Tugas Mini Proyek akhirnya selesai juga.
Bagi kawan-kawan yang ingin melihat tugas kami secara praktis silahkan klik link di bawah ini :
· Laporan Tugas mini proyek :
1. Format Microsoft Word <--------- Klik Ini
2. Format Pdf <----------- Klik ini
· Poster Tugas Mini Proyek
1. Format Pdf <---------- Klik Ini
2. Format Gambar Jpg <----------- Klik ini

Dokumentasi : Foto-foto Wawancara <---------- Klik sini

“Beda Guru Beda Prestasi”

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jika kita tanya pada anak kecil tentang cita-citanya, pasti akan kita dapati jawaban mereka mengarah ke seputar profesi dokter, pengacara, polisi, pilot, suster, dll, intinya semua jawaban mereka berkisar kepada profesi orang-orang yang terkenal dan dianggap memiliki penghasilan yang sangat besar.

Namun bagaimana dengan profesi sebagai seorang guru? Hanya segelintir kecil anak-anak yang akan menjawab mereka ingin menjadi guru saat besar. Mengapa demikian? Mungkin itu karena paradigma dimana profesi sebagai seorang guru memiliki penghasilan yang sedikit dan juga kepopuleran menjadi seorang guru belum sepopuler beberapa profesi yang disebutkan tadi.

Kemudian, bagaimana dengan orang-orang yang sekarang telah memiliki predikat sebagai seorang guru? Apakah dulu pada awalnya mereka juga berpendapat sama dengan anak-anak itu? Bisa iya namun bisa juga tidak. Saat beberapa daripada mereka telah memutuskan hal tersebut, mereka tetap konsisten dalam menjalani perannya sebagai seorang guru.

Saat kita lihat dalam penerapan realita pengajaran yang dilakukan para guru tersebut, akan kita temukan berbagai macam hal berbeda dalam penerapannya. Sebut saja dalam hal dasar pemikiran dalam pengajaran. Para guru memiliki motivasi-motivasi tertentu saat mereka memutuskan untuk terjun menjadi seorang guru. Dan sekarang, saat telah menjadi seorang guru, mereka juga memiliki metode-metode pengajaran mereka sendiri yang mereka terapkan dalam menghadapi berbagai karakter muridnya. Tak akan kita dapati dua orang guru yang memiliki persamaan mutlak dalam hal-hal tersebut.

Guru bagi seorang atau bahkan banyak murid merupakan suatu sosok yang sangat membantu mereka dalam belajar. Sehingga muncul suatu anggapan bahwa seluruh pelajaran bersumber dari sang guru saja, sehingga mereka tidak bisa mengerti apa-apa kalau tidak dituntun ataupun kalau tidak dicekoki pelajaran tersebut oleh sang guru.
Maka dari seluruh uraian tersebut peneliti tertarik untuk membahas fenomena yang terjadi pada kalangan guru ini, karena peneliti menemukan beberapa fenomena tentang berbagai alasan, dasar pemikiran, dan dinamika pengajaran yang diterapkan antara Guru Tua (berpengalaman) dengan Guru Muda (baru merintis).

Tujuan

Tujuan penelitian ini yaitu membandingkan pengaruh metode yang diterapkan oleh Guru Tua (berpengalaman) dengan Guru Muda (baru merintis) dalam meningkatkan prestasi siswa.

Manfaat

Manfaat dari penelitian ini, yaitu
* Mengetahui perbedaan metode pengajaran yang diterapkan antara guru tua (berpengalaman) dengan guru muda (baru merintis)
* Mengetahui pengaruh teknologi terhadap perubahan metode pengajaran
* Mengetahui peran nyata dan sampingan seorang guru dalam proses belajar mengajar
* Mengetahui pengaruh penerapan gaya pengajaran lama dengan gaya pengajaran baru oleh para guru terhadap peningkatan prestasi siswa.
* Mengetahui pentingnya pembelajaran Leraner-Centered maupun Teacher-Centered
* Mengetahui peran motivasi sebelum memulai pelajaran


LANDASAN TEORI


Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa teori yang bisa digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi, seperti

1. Teori Motivasi Untuk Meraih Sesuatu
Di dalam teori ini, terdapat dua pembagian motivasi, yaitu Motivasi Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik. Dimana motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang, sedangkan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang itu.
Teori ini digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan motivasi apa yang mendorong sekaligus membedakan antara para guru tua (berpengalaman) dengan guru muda (baru merintis).

2. Teori tentang Metode Mengajar
Ada beberapa metode mangajar yang digunakan para guru, garis besarnya yaitu
* Metode Ceramah
* Metode Diskusi
* Metode Tanya-Jawab
* Metode Demonstrasi
* Metode Resitasi, dll
Teori tentang metode pengajaran ini digunakan oleh peneliti untuk menjelaskan penggunaan metode antara para guru tua (berpengalaman) dengan guru muda (baru merintis), dan dimana letak kenyamanan penggunaan metode antar guru tersebut.

3. Teori Perencanaan dan Instruksi Pelajaran
Terdapat dua jenis teori perencanaan dan pelajaran, yaitu
1. Teacher-Centered
Di dalam pendekatan teori ini, perencanaan dan instruksi disusun dengan ketat dan guru mengarahkan pembelajaran murid. Tiga alat umum yang berguna dalam perencanaan ini, yaitu menciptakan sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi (klasifikasi) instruksional.
2. Learner-Centered
Instruksi dan perencanaannya terletak pada siswa, bukan guru Prinsip ini menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Jadi di dalam pendekatan ini, murid yang lebih banyak aktif daripada guru. Murid berusaha mencari sendiri bahan tambahan materi pelajaran.

4. Teori seputar Teknologi dan Pendidikan
Menurut Howell & Dunnivant, 2000; Tomei, 2002, Hanya ketika sekolah punya guru yang terlatih secara teknologislah, maka revolusi teknologi akan benar-benar mengubah sekolah-sekolah.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat kita tangkap arti dimana pembelajaran akan semakin maju saat didukung dengan teknologi, apalagi di zaman seperti sekarang ini. Guru-guru harus bisa akrab dengan teknologi yang selalu berkembang, agar dapat mengimbangi pemikiran generasi muda sekarang yang sudah sangat akrab dengan teknologi, sehingga sistem belajar mengajar dapat lebih efektif dilakukan.

5. Teori tentang Cara Mengajar yang Efektif
Karena mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997)
Ada beberapa hal yang dapat menggambarkan gambaran tentang cara mengajar yang baik, yaitu
1. Pengetahuan dan Keahlian Profesional
Aspek ini lebih kepada penguasaan materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik.
a. Penguasaan materi pelajaran
b. Strategi pengajaran
c. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
d. Keahlian manajemen kelas
e. Keahlian memotivasi
f. Keahlian komunikasi
g. Bekerja secara efektif pada murid yang multicultural
h. Keahlian teknologi
2. Komitmen dan Motivasi
Aspek ini mencakup sikap yang baik dan perhatian kepada murid

6. Mengajar : Antara Seni dan Ilmu Pengetahuan
Dalam mengajar, bisa disebut sebagai seni. Seni disini bisa merujuk pada gaya mengajar, improvisasi pengajaran, serta spontanitas0spontanitas yang terjadi yang bisa menjadi suatu percikan-percikan seni pengajaran.

Alat dan Bahan yang digunakan untuk merealisasikan proyek

Alat yang peneliti gunakan saat melakukan wawancara dengan para Objek, yaitu
1. Kamera, yang digunakan untuk pengambilan foto
2. Hand Phone, yang digunakan untuk merekam sesi wawancara
3. Notes dan Alat tulis, yang digunakan sebagai pencatat hasil wawancara
Alat yang peneliti gunakan saat menyelesaikan proyek, yaitu
1. Laptop
2. Buku
3. Alat tulis

Analisis Data

Data yang didapat oleh peneliti merupakan data yang didapat melalui wawancara singkat dengan para objek, menghasilkan bahan mentah pembicaraan, yang setelahnya diringkas kedalam bahasa yang dapat menjelaskan seluruh cakupan pertanyaan yang ada.
Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan peneliti, berhubungan dengan dinamika pengajaran yang dilakukan guru yang dilihat pengaruhnya terhadap perilaku siswa dan prestasi siswa secara umum. Selanjutnya pertanyaan itu dihubungkan dengan teori-teori yang telah dijabarkan di atas, sehingga ada alasan bagi peneliti untuk menanyakannya berkaitan dengan dinamika yang ada.

Penjelasan Objek yang dilibatkan dalam proyek

Objek yang dilibatkan dalam proyek adalah guru-guru dari SMAN 1 Medan. Data diperoleh dengan cara mewawancarai lima (5) orang guru yang dirasa telah mencakup dari guru-guru yang ada. Dimana guru-guru itu terdiri dari guru-guru tua dan guru-guru muda yang berpengalaman dibidang masing-masing namun memiliki jam mengajar yang jauh berbeda antar generasi guru yang dikelompokkan.
Pengelompokan yang dilakukan peneliti yaitu
1. Guru Tua, dimana guru tersebut memiliki umur diatas 50 tahun dan sudah lama mengajar di sekolah tersebut, sehingga pengalamannya mengajar pun sudah banyak.
2. Guru Muda, dimana guru tersebut memiliki umur sekitar 20 tahunan dan baru sebentar mengajar menjadi guru di sekolah tersebut, sehingga masih merintis pengalaman.
Objek-objek tersebut menjawab pertanyaan apa adanya berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing pribadi.

Jadwal Pelaksanaan




Kalkulasi Biaya

Transportasi Hari 1 Rp 16.000
Transportasi Hari 2 Rp 16.000
Transportasi Hari 4 Rp 16.000
Total Biaya Rp 48.000

PELAKSANAAN

Berikut merupakan uraian pelaksaan yang peneliti lakukan dari awal mula penelitian ini dilakukan hingga tahap penyelesaiannya,

1. Pada hari pertama, peneliti meninjau tempat penelitian (SMA Negeri 1, Medan) sekaligus melakukan konfirmasi tentang penelitian yang akan dilakukan, serta menjelaskan segala hal yang perlu dijelaskan, seperti tujuan penelitian, fungsinya, dan lain sebagainya.

2. Pada hari kedua, peneliti kembali menuju lokasi dengan tujuan pemberian surat izin, dimana surat izin tersebut dimaksudkan untuk menyatakan bahwa peneliti melakukan wawancara benar-benar merupakan tugas mata kuliah yang ada dan bukan rekayasa peneliti, sekaligus untuk menetapkan siapa-siapa saja guru yang akan diwawancarai sehingga sebelumnya dapat diizinkan oleh guru yang bersangkutan untuk diwawancarai.

3. Pada hari ketiga, peneliti melakukan diskusi untuk menentukan pertanyaan yang benar-benar fix untuk ditanyakan pada sesi wawancara nanti, sehingga tidak akan ada pertanyaan yang tidak penting yang ditanyakan.

4. Pada hari keempat, peneliti kembali menuju lokasi untuk melakukan sesi wawancara dengan guru-guru yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Pada hari kelima, peneliti melakukan diskusi untuk penyelesaian mini proyek ini. Dalam diskusi ini peneliti menyimpulkan hasil data yang telah di dapat dan merangkumnya, serta menyelesaikan tugas tertulis.

6. Pada hari keenam, peneliti kembali melakukan diskusi untuk penyelesaian tahap akhir dari mini proyek ini, serta penyelesaian poster sebagai tugas.


PELAPORAN DAN EVALUASI


Laporan

Berikut akan dirangkum hasil wawancara yang dilakukan peneliti,

A. Guru Muda

1. Nama : Anggi Dewi Prabawa, S.Pd
Umur : 24 tahun
Ibu Anggi merupakan guru muda atau guru yang baru merintis sebagai guru. Beliau masih seorang CPNS dan ditempatkan mengajar di SMAN 1. Beliau mengajar di sekolah itu baru satu tahun. Motivasi beliau menjadi guru, karena kebetulan, beliau lulus di pendidikan guru pada saat beliau mengikuti tes masuk PTN, selanjutnya beliau berusaha tetap menjalani profesinya. Di dlam kelas beliau menggunakan beberapa metode mengajar, yaitu diskusi, tugas, dan cramah. Jika hanya dihadapkan pada metode Learner dan Teacher, beliau lebih memilih Learner-Centered. Namun, karena dirasa tidak dapat diterapkan pada kenyataan, beliau menjadi memilih Teacher-Centered. Beliau tidak membedakan cara mengajar siswa yang satu dengan yang lain, karena dirasa akan makan waktu yg banyak. Beliau hanya memanfaatkan laptop sebagai media penunjang pembelajaran. Sebelum mengajar beliau memberi motivasi pada siswa, mengingatkan agar siswa tersebut tidak malas. Beliau terkadang berperan sebagai teman, karena jika tidak begitu, muridnya cenderung tidak menganggap dirinya. Beliau berpendapat kalau mengajar merupakan sebuah seni. Banyak siswa yang malas-malasan saat beliau masuk.

2. Nama : Febrianto Nst
Umur : 30 th
Pak Febri merupakan guru muda yang baru setahun mengajar di SMA 1 Medan. Beliau menjadi guru karena dorongan keadaan keluarganya yang memiliki yayasan pendidikan, agar bisa terus melanjutkan yayasan, lebih baik beliau menjadi guru. Beliau mengajar menerapkan beberapa metode, seperti sistem kelompok dan praktek. Saat dihadapkan pada metode Learner atau Teacher, beliau lebih memilih keduanya diterapkan pada siswanya, walaupun sebenarnya beliau tak begitu memahami konsep ini. Beliau tidak membedakan pengajaran pada anak yang sistem belajarnya berbeda, beliau menyamakannya. Beliau memberikan motivasi sebelum mengajar. Terkadang beliau menjadikan dirinya teman kepada muridnya, terutama saat ada yang memiliki masalah tentang teknologi. Beliau setuju kalau mengajar itu adalah sebuah seni, karena tiap guru beda cara mengajarnya. Mengajar tidak harus hanya terfokus pada materi. Hambatan mengajar lebih kepada saat sarana belajar tidak mendukung.

B. Guru Senior

1. Nama : Remedi Sagala
Umur : 53 tahun
Beliau telah menjadi guru di sekolah itu selama dua puluh sembilan tahun. Motivasi beliau menjadi guru, karena beliau berfikir bagaimana generasi muda selanjutnya jika tanpa pendidikan, karena pendidikan sangat penting dalam membentuk generasi muda selanjutnya. Beliau menerapkan beberapa metode pengajaran, seperti diskusi, eksperimen, dan demonstrasi. Saat dihadapkan pada Learner atau Teacher, beliau beranggapan kalau Learner lebih bagus, agar siswa lebih aktif dalam menemukan dan mencari bahan pelajaran. Beliau cenderung menyamaratakan pengajaran terhadap siswa. Menerapkan teknologi seperti penggunaan internet saat pembelajaran. Beliau terkadang meninggalkan peran sebagai seorang guru bagi murid-muridnya, tapi bukan sebagai teman, lebih sebagai ibu. Walaupun demikian, tetap memperhatikan norma-norma dan batasan-batasannya. Mengajar merupakan sebuah seni. Hambatan saat mengajar lebih kepada perkembangan teknologi, sebab kalau gurunya tidak tanggap teknologi, akan menjadi suatu hambatan besar dalam mengajar.

2. Nama: Rugun Sihombing
Umur : 59 tahun
Beliau telah mengajar selama dua puluh tiga tahun. Motivasi beliau menjadi guru yaitu untuk mencerdaskan anak bangsa. Metode yang biasa beliau gunakan yaitu tanya jawab dan ceramah. Saat dihadapkan pada metode Learner atao Teacher, beliau lebih setuju menerapkan metode Teacher-Centered. Beliau membedakan cara mengajar pada muridnya yang memiliki cara belajar yang berbeda-beda, tapi tak selamanya. Beliau selalu memberi semangat atau semacam motivasi pada murid sebelum memulai belajar. Beliau beranggapan bahwa mengajar merupakan suatu seni tersendiri. Memberi pelajaran tidak harus selalu monoton. Hambatan yang dihadapi yaitu generasi muda sekarang sangat jarang ada yang tepat waktu, rata-rata murid banyak yang terlambat.

3. Nama : Hj. Jamilah
Umur : 53 tahun
Beliau telah mengajar di sekolah tersebut sejak tahun 1996. Motivasi beliau dalam mengajar karena beliau beranggapan kalau mengajar itu adalah ibadah. Beliau memiliki hobi untuk mendidik anak-anak. Dalam kelas beliau menggunakn metode seperti eksperimen dan demonstrasi. Jika dihadapkan pada Learner atau Teacher, beliau lebih memilih untuk menerapkan kedua metode tersebut. Beliau menyamakan cara pengajaran terhadap siswanya. Beliau menerapkan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, seperti alat-alat prakteknya. Beliau beranggapan kalau mengajar itu bukan merupakan suatu seni. Hambatan yang dirasa, yaitu banyak murid sekarang yang sulit untuk membaca buku, apalagi membaca materi sebelum pelajaran dimulai.

Berdasarkan rangkuman hasil wawancara yang telah dijabarkan seperti di atas, maka dapat kita simpulkan,

1. Metode pengajaran lama yang digunakan oleh guru-guru tua yang berpengalaman dirasa lebih memiliki dampak pada prestasi siswa dibandingkan dengan metode pengajaran baru yang digunakan oleh guru-guru muda yang bisa disebut masih baru dalam bidang pengajaran. Dimana metode lama yang digunakan oleh guru-guru tua, merupakan metode yang dirasa senang sama senang. Jika pada saat itu siswa lebih senang menggunakan suatu metode, maka guru akan dengan spontan menggunakan metode tersebut. Beda dengan metode guru-guru muda. Metode baru yang dimaksud yaitu metode yang dianggap kaku, karena mereka menerapkan metode berdasarkan susunan acara. Mereka menetapkan sistem pengajaran sesuai urutan kejadian dengan kaku, tanpa ada selingan-selingan. Jadi terkesan seperti kaku dan memaksa.

2. Disiplin yang diterapkan guru-guru tua memang memberi kesan kejam kepada siswa, namun dengan cara penyampaian yang pas, tidak menjadikan siswa takut berlebih, namun menjadikan siswa takut dalam arti hormat kepada guru tersebut. Lain halnya dengan guru muda yang menerapkan satu karakter. Ada yang menerapkan karakter kejam, karena mereka baru menjadi guru, jadi beranggapan kalau kejam dapat membuat murid menuruti mereka, namun pada kenyataannya, murid malah menjadi stress saat mengikuti pelajaran, jenuh, dan lain sebagainya sehingga banyak yang keluar kelas atau tidak masuk saat pelajaran itu tiba. Ada satu tipe guru muda lagi yang menerapkan satu karakter lembut. Beliau beranggapan kalau menjadi guru muda yang baru harus memberi kesan lembut, sehingga murid dapat menjadi terbuka kepada guru. Namun pada kenyataanya, dengan karakter lembut seperti itu murid malah remeh kepada sang guru. Seakan akan kalaupun melakukan hal buruk, guru akan tetap lembut tanpa marah. Cara seperti ini juga ternyata membuat siswa malas masuk kelas, karena tidak masuk pun mereka tidak akan dimarahi oleh guru yang lembut tadi.

3. Pemberian motivasi di awal pelajaran terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa, karena itu dapat membuat siswa menjadi terdorong untuk belajar, sehingga mereka akan mendapatkan apa yang diinginkannya.

4. Metode Teacher-Centered dan Learner-Centered, keduanya dirasa memberi peran tersendiri dalam sistem pengajaran. Seorang guru di tingkat sekolah menengah masih harus mencekoki muridnya dengan pelajaran, namun disamping itu si murid juga harus melakukan pembelajaran sendiri untuk melengkapi hal yang telah diberikan oleh sang guru disekolah, sehingga dapat lebih maksimal ilmunya.

5. Praktek penerapan pembedaan mengajar pada murid yang memiliki cara belajar yang berbeda seperti audio, visual, ataupun kinestetik, belum diterapkan secara penuh dalam sekolah itu. Karena mengingat sekolah itu merupakan sekolah negeri yang kapasitas muridnya bisa dibilang melampaui batas, sehingga untuk pembedaan cara mengajar akan membutuhkan waktu yang lama, sedangkan materi yang harus dikejar banyak. Itulah yang membuat mengapa sebagian besar guru menyamaratakan cara pengajarannya, dan siswa pun harus terbiasa dengan caran pengajaran umum yang dilakukan.

6. Penerapan teknologi dalam pembelajaran sangat mendukung. Karena cara praktek akan lebih diingat oleh murid, apalagi dalam pelajaran eksak. Guru dapat memberikan contoh langsung kepada murid akan suatu hal yang terjadi, sehingga murid dapat langsung mengetahuai sebab-akibat terjadinya sesuatu hal tersebut.

7. Kalau dari segi hambatan, yang dirasakan guru-guru tersebut berbeda-beda. Namun ada pernyataan dari guru tua, bahwa hambatan yang mereka lontarkan sebagai jawaban atas pertanyaan kami, merupakan hambatan yang dirasakan dari dahulu hingga sekarang. Guru yang sudah lama mengajar, merasa tetap terhambat dengan hal yang itu-itu saja.
Itulah beberapa kesimpulan yang kami dapatkan dari wawancara kepada guru-guru. Dimana sebagian mereka sepakat dalam beberapa hal, namun ada juga titik pembeda dimana dapat langsung berperan pada perilaku dan prestasi siswa, seperti yang telah peneliti rangkum ke dalam bentuk poster.

Evaluasi

Proses perencanaan sampai dengan pelaporan dan evaluasi yang peneliti lewati hanya mendapat sedikit hambatan. Hambatan yang peneliti rasakan adalah saat awal pemilihan topik. Disini peneliti menghabiskan lumayan banyak waktu karena menyatukan ide dari tiga pemikiran yang berbeda-beda.

Awalnya peneliti sudah menetapkan topik proyek pada topik kedua dan sudah berjalan sampai tahap wawancara. Tetapi, setelah peneliti kembali berdiskusi kembali, terjadi perubahan perencanaan dan berganti topik. Sehingga proses diulang kembali dari awal.
Setelah perubahan rencana ini, proses dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan hingga laporan serta evaluasi, peneliti tidak memiliki hambatan. Proses yang dilakukan sesuai dengan perencanaan dan pemikiran dari masing-masing peneliti. Sehingga tugas proyek ini dapat peneliti selesaikan dengan tepat waktu.

Testimoni

Atas nama kelompok, kami seluruhnya terkesan dengan adanya tugas mini proyek ini. Merupakan suatu hal baru yang kami alami. Semoga kedepannya bila ada tugas proyek lagi, kami lebih bisa maksimal mengerjakannya karena kami telah mendapat “pelatihan” dasar mengenai hal ini dengan adanya mini proyek.

Selain itu, atas nama pribadi, banyak yang kami rasakan saat melaksanakan tugas ini, berikut penjabarannya,

1. Reza Yoga Pratama
Sebetulnya saat menjalankan proses ini tidak ada kendala yang berarti. Yang saya rasa sangat sulit, yaitu saat pemilihan topik. Karena kelompok kami sempat beberapa kali mengganti topik yang akan digunakan dalam mini proyek ini. Sehingga banyak waktu termakan saat pemilihan topik, sehingga mulainya penelitian ini pun tersendat. Namun selain itu, semuanya saya rasa berjalan dengan baik.

2. Amelia Soesanto
Kalau untuk saya, keseluruhan saya rasa berjalan dengan baik. Memang seperti yang dikatakan Reza, kami tersendat di pemilihan topik. Beberapa kali sudah berganti-ganti pemikiran dalam pemilihan topik. Namun setelah sudah fix dengan topik yang ada, pelaksanaannya pun berjalan dengan baik. Namun, mungkin karena kami baru pertama kali mendapat tugas proyek seperti ini, jadi terkesan semuanya sulit, padahal saat telah dijalani, semuanya berjalan seperti biasa. Dengan adanya tugas proyek seperti ini, kami mendapatkan hal baru yang seru dan menantang. Sangat menyenangkan.

3. Cinthya Merdekawaty
Sejak diberikannya tugas mini proyek ini, saya bertanya-tanya dalam hati bagaimana sebenarnya bentuk tugas proyek ini, karena sebelumnya saya belum pernah melakukan proyek seperti ini. Tapi saya merasa tertantang dan ingin mengerjakannya semaksimal mungkin. Selama proses pengerjaan, yang saya rasakan pastinya bermacam-macam, dari bingung, capek, dll. Tapi saya juga merasa menikmati menjalani tugas ini karena teman sekelompok saya yang kooperatif. Melalui tugas proyek ini, saya juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang sangat berharga.


Contoh Poster


Untuk melihat poster asli silahkan download pada link di atas

Dokumentasi

Beberapa hasil dokumentasi :






Daftar Pustaka
Santtrock, John W. 2008, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua, Penerbit: Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Nama Anggota Kelompok :
Reza Yoga Pratama (10-027)
Amelia Soesanto (10-045)
Cinthya Merdekawaty (10-111)

Selasa, 03 Mei 2011

Keseruan Kebersamaan

Keseruan di Hari Ini

Hari ini di kuliah Psikologi Pendidikan ada sebuah kejutan, atau lebih tepatnya hiburan kecil. Tanpa diduga, kami disuru untuk membuat sebuah lingkaran besar, dimana setelahnya diputar musik anak-anak, abang becak, dan kami diperintahkan untuk menari singkat mengikuti aturan.

Banyak kesan yang tercipta disana. Pastinya semua teman akan setuju jika disebutkan bahwa beberapa kesan yang tertangkap yaitu kita teringat akan masa lalu, membuat pikiran lebih fresh untuk memulai pelajaran, melatih kekompakan kami dalam menari dan mendengarkan lagu yang mana lagunya bisa dibilang sangat halus suaranya sehingga membutuhkan konsentrasi yang lebih untuk mendengarkannya.

Selain itu, mungkin hal tersebut diadakan juga karena berkaitan dengan topik hari ini, yaitu Pedagogi.
Dimana Pedagogi itu merupakan suatu seni pengajaran yang dilakukan seorang guru. Istilah pedagogi ini merujuk pada strategi pembelajaran.

Jadi, saya menghubungkan kejadian hari ini dengan tema pedagogi, yaitu Bu Dina (Dosen Pengampu) memiliki suatu strategi pembelajaran untuk kelas kami, agar kami lebih fresh dan siap dalam menghadapi pembelajaran ini. Karena sebelumnya kami memiliki suatu permasalahan di dalam perkuliahan, sehingga membuat kami tegang setiap pembelajaran dimulai.

Jadi dengan trik ini, diharapkan kami bisa lebih serius belajar dan berkompetisi.

Senin, 02 Mei 2011

Mengembangkan Hasil Belajar (Tugas 10)

Apa saja bentuk hasil yang dapat kita peroleh melalui suatu sistem pengajaran?

Saat kita mengalami suatu proses pembelajaran, pastinya kita menginginkan suatu hasil yang ingin kita peroleh dari proses tersebut. Hasil itu dapat berupa beberapa bentuk, seperti
1. Pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran baru
Dari proses pembelajaran tersebut, kita dipastikan akan mendapatkan hal-hal baru yang sangat menarik bagi kita. Dimana kita yang sebelumnya tidak tahu tentang suatu hal kini menjadi tahu hal tersebut

2. Keterampilan, pola perilaku yang baru
Selain pengetahuan, tentunya kita juga akan mendapatkan suatu keterampilan baru ataupun keterampilan penyempurna apa yang telah kita bisa. Selain itu, kita juga mendapat suatu gambaran nyata pola perilaku yang baik, jadi jika pola perilaku kita dirasa kurang baik, dengan adanya proses pembelajaran tersebut, kita dapat merubah pola perilaku kita ke arah yang lebih baik

3. Sikap, nilai-nilai, prioritas
Sikap disini tidak beda jauh dengan pengertian pola perilaku, nilai-nilai yang terkandung di dalam hal-hal yang baik, akan kita dapatkan melalui proses belajar

4. Ide-ide kreatif
Ide-ide kreatif juga kita harapkan dapat muncul sebagai suatu hasil dari proses pembelajaran, dimana kita dapat menuangkan ide-ide baru yang inovatif sebagai pendukung suatu hal

Itulah beberapa bentuk hasil pembelajaran yang dapat kita peroleh sebagai pendorong kita agar menjadi yang lebih baik dan tak henti dalam belajar.

Daftar pustaka
Sukadji, S. (2000).Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok:Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Senin, 25 April 2011

Peran Psikolog sebagai seorang Konselor (Tugas 9)

Apa saja sih tugas-tugas Psikolog sebagai konsultan bimbingan?

Ada beberapa tugas yang dimiliki seorang Psikolog sebagai konsultan bimbingan, yaitu

1. Mendiagnostik anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, berprestasi dibawah kemampuan, memiliki gangguan emosi, dan yang membutuhkan bantuan-bantuan lainnya

2. Melakukan konseling bagi anak-anak yang mengalami kesulitan pribadi dalam kehidupan sekolah

3. Membantu dalam mencari bantuan bagi anak-anak yang tidak mampu yang membutuhkan perlengkapan sekolah dan perlengkapan bantuan lainnya

4. Mengadakan konsultasi dengan guru, kepala sekolah, orang tua dan membantu mereka untuk memahami perkembangan anak yang bermasalah

5. Mengirimkan anak-anak yang memerlukan perlakuan intensif, dan menginterpretasikan hasil diagnostik serta rekomendasi kepada guru dan orang tua

6. Memberikan penataran dan ceramah kepada guru mengenai perkembangan dan perilaku anak normal, dalam pengelolaan kelas, kesehatan mental, pelaksanaan, berbagai tes-tes, maupun bantuan lain yang diperlukan guru unutk menjalankan tugas sebagai pendidik maupun pembimbing

7. Membentuk dan mengembangkan program bimbingan untuk menanggulangi masalah pribadi yang umum

8. Menginterpretasikan program-program tersebut di atas kepada orang tua dan lembaga masyarakat di luar sekolah

9. Melakukan penelitian dan evaluasi efektifitas program bimbingan


Daftar Pustaka
Sukadji, S.(2000).Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.Depok:Lembaga Pengambangan Sarana Pengukuran dan pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah

1. Apa sih yang dimaksud dengan Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.
Sedangkan Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.

2. Dimana sih perbedaan Psikolog Pendidikan dengan Psikolog Sekolah.
Psikologi Pendidikan merupakan bagian psikologi yang bergerak dibagian pendidikan pada umumnya. Psikologi pendidikan juga mencakup psikologi sekolah di dalamnya. Dimana mengurusi permasalahan pendidikan secara menyelruh
Sedangkan Psikologi Sekolah merupakan psikologi yang lebih bergerak di lingkungan sekolah, dimana berhubungan dekat dengan para murid, kurikulum sekolah, masalah para murid, dan sebagainya.

3. Cakupan masing-masing bidang tugas yang dikerjakan olek Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah.
a. Cakupan Psikologi Pendidikan
• Melakukan assesment dan intervensi individual murid sekolah
• Konsultasi mengenai keberfungsian sistem sekolah
• Melakukan assesment pada anak-anak pra-sekolah di rumahnya, dan di sekolah (play group), untuk memberikan rekomendasi alur sekolahnya
• Rekruitmen dan seleksi staf sekolah
• Melakukan penelitian dan evaluasi di sekolah, misalnya anak-anak yang mengalami autis
• Pelatihan, misalnya memberikan pelatihan ketrampilan konseling, pelatihan untuk guru dalam menghadapi anak yang sulit belajar atau dyslexia, pelatihan keterampilan sosial, stress management, dan adolescent counseling
• Assesment orang dewasa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi
• Memberikan advice pendidikan yang berkaitan dengan penilaian formal di sekolah yang terkait dengan peraturan-peraturan pendidikan
• Konseling terhadap orang tua murid, khususnya mengenai perilaku anaknya
• Assesment terhadap kebutuhan pendidikan khusus dan disable, anak-anak cacat fisik atau neurologis, dukungan serta kebutuhan dalam setting sekolahnya
• Terapi keluarga, terapi individual untuk anak yang mengalami masalah emosional, masalah keluarga

• Dengan demikian, psikolog pendidikan dapat membantu sekolah secara keseluruhan, sehingga sekolah tersebut menjadi lebih efektif dalam mendukung kebutuhan khusus dari murid dalam pendidikan, mengembangkan prosedur perilaku yang efektif, mengembangkan kebijakan lebih efektif dalam rangka meningkatkan kinerja dan kualitas sekolah, dan membicarakan tantangan lain yang menjadi minat staf sekolah. Upaya yang dilakukan oleh psikolog pendidikan ini dapat meningkatkan atau mengembangkan kehidupan anak secara positif.

b. Lingkup kerja psikolog sekolah garis besarnya antara lain:
• Membantu dalam proses seleksi, rekrutmen, evaluasi dan pelatihan guru
dan/atau karyawan sekolah
• Membantu merancang dan mengevaluasi penyusunan kurikulum, pemilihan metode
pengajaran atau materi belajar (biasanya lebih kepada efek terhadap perilaku dan
mental siswa). Tapi tugas seperti ini lebih banyak dibutuhkan untuk
sekolah-sekolah yang sudah menyusun kurikulum sendiri.
• Observasi dan evaluasi anak pre, post dan selama proses belajar. Misalnya;
dari hasil evaluasi, psikolog menyusun suatu deskripsi kualitatif mengenai
aspek-aspek kecerdasan, emosi dan perilaku anak, selanjutnya bersama guru dan
kalau bisa orang tua, menyusun suatu rencana belajar-mengajar, yang akan
dievaluasi per jangka waktu yang disepakati tergantung dari kondisi anak.
Semakin berat masalah anak, semakin pendek rentang evaluasinya. Hasil evaluasi
psikolog tidak dimaksudkan untuk memberi label pada anak, tapi sebagai kerangka
acuan apa yang harus dilakukan guru/orang tua dalam mendidik anak.
• Penanganan kasus-kasus anak, kesulitan belajar baik disebabkan gangguan
belajar spesifik, maupun masalah lain (keluarga, emosi, lingkungan sosial,
pubertas, dll), gangguan perilaku, misal nakal, tidak percaya diri, dependen.
• Ceramah atau pelatihan bagi orang tua, misalnya mengenai pola asuh yang baik
dalam keluarga, cara menyampaikan pendidikan seks pada anak.
Tugas-tugas tersebut akan mencapai hasil optimal bila dilakukan bekerja sama
dengan berbagai profesi lain, misal; guru, terapis, dokter dan orang tua.


Daftar Pustaka
http://groups.yahoo.com/group/sd-islam/message/5582
http://ibanezs.multiply.com/journal/item/6/ilmu_psikologi
http://www.andragogi.com/document/psikologi_pendidikan.htm

Senin, 18 April 2011

Psikologi Sekolah (Tugas 8)

Bimbingan itu keperluan atau kebutuhan?

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat keputusan yang bijaksana dan dalam penyesuaian diri, serta memecahkan masalah kehidupan mereka.

Jika dilihat pada kenyatannya, ada orang yang memang membutuhkan bimbingan sepanjang hidupnya, namun ada pula yang membutuhkan bimbingan hanya disaat kritis saja (keperluan saja).

Ada beberapa fungsi umum dari bimbingan,
1. Sebagai bantuan untuk membuat keputusan yang bijaksana mengenai pilihan
2. Dapat membantu individu memahami dan menerima situasi
3. Menyadarkan orang bahwa mereka memiliki pilihan yang lain
4. Memberi saran terbaik bagi pengambilan suatu keputusan

Tapi, bukan berarti bimbingan itu baik jika menurut keperluan saja, alangkah lebih baik kalau bimbingan itu sendiri dijadikan suatu kebutuhan, sehingga kita bisa lebih bijak menentukan suatu hal.

Karena kebanyakan dari kita membuat suatu keputusan hanya berdasarkan pengalaman ataupun pengaruh oang lain. Namun, kebanyakan pengalaman kita tidak cukup luas untuk bijak dalam menyikapinya, sehingga bimbingan dapat membantu kita lebuh tajam melihat sisi suatu keputusan.

Daftar Pustaka:
Sukadji, S. (2000).Psikologi pendidikan dan Psikologi sekolah.Depok:Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.