Senin, 14 Maret 2011

Tes Intelegensi (Tugas 6)


Apakah anak yang memiliki tingkat intelegensi yang rendah sudah pasti dianggap “kosong”?

Apabila seorang anak memiliki nilai intelegensi yang rendah, bukan berarti anak tersebut dapat kita anggap “kosong”.
Jika kita lihat pendapat Gardner terhadap masalah ini, Gardner percaya bahwa masing-masing bentuk intelegensi dapat dihancurkan oleh pola kerusakan otak tertentu, yang masing-masing melibatkan keahlian kognitif yang unik, dan masing-masing tampak dalam cara unik, baik di dalam diri orang berbakat ataupun idiot (individu yang mengalami retardasi mental tapi punya bakat hebat dalam domain tertentu, seperti musik, melukis, atau perhitungan numeric)
Menurut Gardner, beliau memiliki model teori seperti berikut,
·         Keahlian Verbal (menggunakan bahasa)
·         Keahlian Matematika (mengoperasikan matematika)
·         Keahlian Spasial (berfikir tiga dimensi)
·         Keahlian Tubuh-Kinestetik (memanipulasi objek)
·         Keahlian Musik (sensitive pada nada dan irama)
·         Keahlian Intrapersonal (memahami diri sendiri)
·         Keahlian Interpersonal (memahami dan berinteraksi dengan orang lain)
·         Keahlian Naturalis (mengamati pola alam serta sistemnya)
Nah, anak yang mengalami nilai intelegensi yang rendah seperti yang dibahas tadi, bisa saja saat ia rendah pada keahlian verbal, matematika, spasia, atau yang lain, namun kemungkinan ia memiliki kemampuan lain seperti musik, gambar, dan seni lainnya memiliki nilai yang tinggi.
Jadi tidak bisa hanya kita katakan “kosong”.

Daftar Pustaka
Santrock.,J.W. (2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: prenada Media Group

Kamis, 10 Maret 2011

Gambaran



Saya mencoba menggambar suatu perspektif kota dengan menggunakan satu titik hilang. Dan hasilnya seperti gambar di atas.Penjelasan :

METODE PENGGAMBARAN PERSPEKTIF

Semua sistem perspektif berpangkal pada dua metode dasar, yaitu gambar bebas tangan (free hand) dan gambar terukur. Gambar perspektif terukur dipakai untuk mengartikan suatu bentuk benda atau objek dengan akurat. Untuk metode ini dipergunakan alat-alat gambar, dan skala-skala ukuran diambil langsung dari gambar rencana. Gambar bebas tangan dipakai untuk memberikan penjelasan (detail) sebuah gambar. Kedudukan-kedudukan objek didapat dari suatu kombinasi kerja tebak (sistem kira-kira) dan konstruksi dengan perkiraan yang hampir tepat. Di sini tidak dibutuhkan ukuran yang pasti dan tepat.

1. Perspektif Satu Titik Hilang

Perspektif satu titik hilang merupakan cara menggambar perspektif yang paling mudah, karena keseluruhan objek pada bidang gambar dapat diukur dengan skala. Walaupun cara ini yang termudah, gambar perspektif satu titik hilang dapat terlihat alami namun juga sangat mudah terdistorsi.

Konstruksi perspektif satu titik hilang didasari oleh kenyataan bahwa garis vertikal digambarkan secara vertikal, garis horisontal digambarkan secara horisontal, dan hanya garis-garis yang menunjukkan kedalaman perspektif yang bertemu pada satu titik hilang (kecuali garis-garis melintang yang memiliki sudut selain 0o dan 90o terhadap garis normal/cakrawala).

2. Perspektif Dua Titik Hilang
Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala. Perspektif dua titik hilang memberikan kesempatan untuk menggambarkan sudut terdekat atau terjauh dari sebuah objek atau ruangan. Dalam perspektif dua titik hilang, sudut ruangan atau tepi sebuah objek digambar terlebih dahulu dan dapat digunakan sebagai skala secara horisontal dan vertikal, untuk kemudian ditarik garis dari titik hilang.

Seperti dalam perspektif satu titik hilang, garis cakrawala digambarkan secara horisontal dan ditentukan oleh tinggi mata pengamat. Berbeda dari garis cakrawala dan elemen-elemen yang terletak di garis cakrawala, tidak ada garis horisontal yang ditemukan pada perspektif dua titik hilang – kecuali pada objek-objek yang memiliki kemiringan 45o, semua garis yang secara nyata terlihat sejajar horisontal akan terlihat miring menuju ke dua titik hilang.
Hanya ada satu garis horisontal dan vertikal yang digunakan sebagai skala pengukuran, yaitu garis horisontal dan vertikal pada sudut terdekat atau terjauh dari objek tersebut (dianjurkan menggunakan garis pada sudut terjauh dari objek tersebut).
Perspektif dua titik hilang sangat sulit untuk digambar secara terukur. Bagaimanapun, perspektif dua titik hilang menampilkan gambar yang terlihat lebih alami dengan sedikit distorsi dibanding metode perspektif yang lainnya.

3. Perspektif Tiga Titik Hilang
Perspektif tiga titik hilang sangat tidak biasa untuk digunakan pada ilustrasi atau presentasi desain interior. Secara umum, perspektif tiga titik hilang terbentuk dari dua titik hilang yang terletak di garis cakrawala dan satu titik hilang tambahan yang terletak di atas atau di bawah garis cakrawala, segaris lurus secara vertikal dengan titik diagonal, sehingga bila ditarik garis berurutan dari ketiga titik hilang tersebut akan membentuk segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang memiliki sudut yang sama, yaitu 60o.
Penggunaan metode tiga titik hilang dapat menyebabkan distorsi yang berlebihan karena hampir semua garis tertuju pada titik hilang-titik hilang. Ini berarti dalam menggambarkan perspektif tiga titik hilang membutuhkan kemampuan visualisasi yang sangat baik. Walaupun begitu, perspektif tiga titik hilang masih dapat diukur, yaitu dengan menggunakan titik diagonal yang berjumlah tiga buah yang terletak di antara ketiga titik hilang.
Perspektif tiga titik hilang biasanya digunakan pada benda-benda arsitektural yang berukuran sangat besar, seperti gedung-gedung bertingkat. Hasil yang ditampilkan perspektif tiga titik hilang biasa disebut ‘penglihatan mata burung’ bila titik hilang berada di bawah garis cakrawala, dan ‘penglihatan mata semut’ atau ‘penglihatan mata kodok’ bila titik hilang berada di atas garis cakrawala.



Biasanya, batik dilukis menggunakan lilin malam, nah, saya mencoba menggambarkan suatu tampilan batik dengan seperangkat alat gambar. Hasilnya seperti yang terlihat di atas.
BATIK
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.


daftar Pustaka

http://sman3kng.blogspot.com/2009/10/pengertian-gambar-perspektif.html
http://www.bisnis.com/korporasi/strategi-bisnis/15062-batik-semar-rebranding-warisan-budaya
http://www.google.com

Senin, 07 Maret 2011

Proses Bahasa (Tugas 5)

Apakah seorang anak dapat menguasai suatu bahsa asing tanpa secara khusus mempelajarinya?
Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita harus tahu apa itu bahasa. Bahasa merupakan bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis, atau tanda, yang didasarkan pada sistem simbol.
Bahasa merupakan suatu penciptaan dari manusia (generatif). Penciptaan ini didasari dengan menggunakanseperangkat kata dan aturan.
Umumnya, suatu negara memiliki bahasanya masing-masing, terlepas dari bahasa Internasional yang berlaku secara umum. Seseorang dapat saja menguasai lebih dari satu bahasa, dan mungkin diharuskan mampu lebih dari satu bahasa (Bahasa Internasional salah satunya).
Namun, saat bahasa itu tidak merupakan suatu keinginan untuk mempelajariny, namun suatu tuntutan, maka orang tersebut mau tidak mau harus mengikuti dan mengerti bahasa asing itu.
Misalnya saja, ada seorang bersuku Jawa. Ia bersekolah di sekolah Chinese. Pada awalnya, ia akan sangat sulit mengikuti bahasa di sekolahnya, karena ia pastinya tidak dibiasakan berbahasa Chinese. Namun, seiring berjalannya waktu, ia yang terbiasa dengan keadaan di sekolahnya itu, ia tanpa sadar akan menjadi bisa berbahasa Chinese.
Nah, dari permisalan tersebut, kita bisa melihat bahwa bahasa itu tidak harus monoton dan kaku dalam mempelajarinya. Saat kita berada di suatu keadaan yang memaksa kita agar bisa berbahasa asing, maka dengan suatu kebiasaan, kita akan bisa menguasai bahasa asing tersebut.

Daftar Pustaka
Santrock.,J.W.(2008).Psikologi Pendidikan (edisi kedua.Jakarta:Prenada media Group