Nama kelompok :
Reza Yoga Pratama (101301027)
Amelia Soesanto (101301045)
Cinthya Merdekawaty (101301111)
Apakah penyebaran pendidikan sudah merata sekarang ini??
Truz apakah orang tua berperan aktif dalam pendidikan anak???
Apa sih pengaruh ekonomi dalam dunia pendidikan??
Sangat banyak pertanyaan yang muncul menyangkut masalah pendidikan. Pendidikan dapat di pandang dari segala sisi, bahkan dari segi ekonomi pendidikan mempunyai arti tersendiri. Dari beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, ada beberapa fenomena pendidikan yang dapat diangkat. Beberapa fenomena yang kami angkat adalah:
1. Distribusi Pendidikan : Kualitas Kota berbeda dengan Desa
Hal ini merupakan salah satu fenomena dalam dunia pendidikan. Mengapa ya Desa tidak pernah mengalahkan kualitas pendidikan di Kota??? Mungkin ini adalah hal yang tidak dipertanyakan oleh orang-orang, sebab di mata mereka itu adalah hal yang wajar. Tapi mereka tak pernah mempertanyakan mengapa itu bisa terjadi. Sebenarnya perbedaan kualitas pendidikan itu tampak dari lulusannya. Sangat jarang orang yang lulusan desa dapat mengalahkan orang yang merupakan lulusan dari kota. Kenapa ya hal itu bisa terjadi???
Pembahasan :
Ditinjau dari Psikologi Pendidikan, kita mengangkat mengenai teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan hasil penelitian, jelas dikatakan bahwa teknologi jauh lebih pesat perkembangannya di kota dari pada desa. Padahal teknologi adalah hal yang sangat mendukung pendidikan. Hal ini lah yang menyebabkan adanya perbedaan kualitas desa dan kota.
Ditinjau dari pendidikan keluarga, secara umum orang yang memiliki keluarga berdomisili di kota memiliki pengetahuan yang lebih maju dari pada di desa. Jadi keluarga di kota lebih tau mengenai pendidikan daripada di desa. Hal ini juga di pengaruhi oleh lingkungan mereka, dimana desa terkesan masih menggunakan system tradisional, sehingga pemikirannya juga masih terikat pada tradisi.
Ditinjuau dari Teori Bimbingan Belajar, kita memandang bimbingan belajar sebagai pendidikan di luar sekolah. Berdasarkan hasil survey, tempat bimbingan belajar lebih banyak terdapat di kota daripada di desa. Di tambah lagi kualitas tempat bimbingan belajar di kota lebih unggul di sertai dengan program yang selalu up to date.
2. Walaupun ekonomi Terbatas, Masih banyak Juga siswa masuk ke PTS
Hal ini menjadi sebuah fenomena yang unik, karena walaupun ekonomi yang kurang, masih banyak juga orang yang masuk ke dalam PTS.
Pembahasan :
Di tinjau dari Psikologi Pendidikan, mengapa yah al itu bisa terjadi?? Biasanya orang yang masuk PTS dikarenakn tidak lulus pada PTN. Tapi bukannya lebih bagus menunggu kesempatan lain??? Ternyata jawabannya tidak. Dpandang dari sisi Psikologis, hal yang dapat kita angkat adalah Teori Motivasi, atau lebih Spesifik bisa digunakan Achievment-Motivation Theory. Walaupun gagal masuk PTN, tetapi mereka masih memuliki motivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan. Ternyata walaupun ekonomi terbatas, itu bukan dijadikan sebagai hambatan bagi mahasiswa PTS, melainkan menjadi motivasi bagi mereka untuk mencapai tujuan tertentu.
Di tinjau dari Pendidikan Keluarga, orang tua mana yang tidak pengen anaknya sukses??? Jawabannya pasti tidak ada. Ternyata bagi orang tua pendidikan anak adalah nomor 1. Dari sinilah mucul anggapan bahwa ekonomi bukanlah penghambat seseorang melanjutkan pendidikan walaupun itu di PTS, kareana banyak orang beranggapan walaupun Input ny besar, pasti outputnya akan sebanding.
Di tinjau dari pendidikan Bimbel, ternyata dalam bimbel sudah diajarkan teknik jika tidak tembus di PTN. Di dalamnya mereka memberikan motivasi-motivasi untuk masuk PTS jika tidak lulus PTN. Hal inilah yang menyebabkan kasus di atas marak terjadi.
3. Ekonomi Tinggi : Lebih mudah masuk PTN??
Fenomena tersebut dapat di pandang dari dua sisi, baik positif maupun negative. Di pandang dari sisi positive, dengan ekonomi yang tinggi, maka kualitas pendidikan pastilah tinggi. Tapi jika di pandang dari sisi negative, dengan ekonomi yang tinggi, hokum rimba menjadi di berlakukan.
Pembahasan :
Di tinjau dari Psikologi Pendidikan, kelompok kami tetap berfokus pada teknologi Informasi. Semakin tinggi ekonomi seseorang itu, maka semakin besar juga kemungkinan di bisa meningkatkan kualitas pendidikan, serta meningkat pula kesempatan masuk ke perguruan tinggi. Berbeda dengan yang memiliki ekonomi rendah, untuk mencari makan saja kadang susah, apalagi masuk ke perguruan tinggi.
Di Tinjau dari Pendidikan Keluarga, orang yang berekonomi tinggi biasanya mengupayakan anak mereka untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi pula. Tapi keluarga dengan ekonomi rendah biasanya anak di suruh bekerja.
Di tinjau dari pendidikan Bimbel, orang dengan ekonomi tinggi memiliki kesempatan yang tinggi untuk mengikuti kegiatan pengajaran di luar sekolah, tapi sebaliknya.
Sumber : http://www.biangkeladi.com/ibu-anak/12758-10-fenomena-pendidikan-di-indonesia.html